Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan smelter milik PT Amman Mineral Internasional Tbk, di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (23/9/2024). Dalam sambutannya ia mengungkapkan keinginan supaya ekonomi Indonesia tidak lagi bergantung pada konsumsi domestik.
Apalagi Indonesia merupakan pemilik cadangan tembaga terbesar ketujuh di dunia. Sehingga adanya pabrik pengolahan tembaga milik Amman ini akan menjadi babak baru supaya Indonesia menjadi negara maju.
“Kita tahu GDP ekonomi kita 56% itu bertumpu pada konsumsi domestik. Ini yang harus diubah. Oleh sebab itu Saya gembira pada pagi hari ini sebagai pemilik cadangan tembaga masuk dalam 7 besar dunia, kita telah memasuki babak baru dalam hilirisasi industri tembaga dan kita ingin menyongsong menjadi negara industri maju dengan mengolah sumber daya alamnya sendiri,” kata Jokowi.
Sehingga pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia tidak lagi bertumpu pada konsumsi dalam negeri. Sebabnya RI akan bisa membuat produk turunan tembaga mulai dari katoda, kabel, hingga lembaran tembaga (copper foil).
“Semua yang bisa kita produksi di sini itu akan kita lakukan, bukan lagi kita mengekspor bahan mentah atau raw material,” katanya.
Seperti diketahui, smelter ini dapat mengolah 900.000 ton konsentrat tembaga per tahun, dengan nilai investasi Rp 21 triliun.
Adapun smelter baru ini akan memiliki kapasitas produksi 220.000 ton katoda tembaga, 18 ribu ton emas, 55 ton perak, dan 860 ton asap sulfat by product.
Jokowi berharap adanya pengoperasian smelter baru ini bisa memberikan multiplier effect yang besar bagi masyarakat, membuka lapangan pekerjaan, juga peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi Nusa Tenggara Barat, hingga Sumbawa Barat.
Dalam kesempatan itu Jokowi terlihat didampingi oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, hingga Presiden Komisaris PT Amman Mineral Nusa Tenggara Hilmi Panigoro.