Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto diketahui mengumpulkan para pimpinan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Dalam pertemuan tersebut, ia memberikan instruksi tegas kepada pimpinan KKKS untuk dapat tetap menjaga level produksi minyak. Hal ini dilakukan demi ketahanan energi nasional. “Instruksi tegas: Produksi minyak tak boleh turun, bahkan harus naik sesuai arahan Presiden,” tulis akun Instagram SKK Migas, dikutip Kamis (24/10/2024).
Setidaknya, pertemuan tersebut dihadiri oleh para pimpinan tinggi KKKS besar seperti Pertamina Hulu Energi (PHE), ExxonMobil, BP Berau, Medco, dan beberapa lainnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyampaikan arahan dari Presiden Prabowo Subianto terkait peningkatan produksi minyak di Indonesia.
Menurut Bahlil, Prabowo meminta adanya penataan ulang peraturan yang menghambat investasi, khususnya di sektor hulu minyak dan gas (migas). Hal tersebut menyusul lifting minyak Indonesia yang terus mengalami penurunan.
“Kemarin arahan Pak Prabowo meminta semua calon Menteri melakukan penataan kembali aturan-aturan yang menghambat proses investasi salah satu diantaranya adalah peraturan di hulu migas karena lifting kita turun terus,” kata dia di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (18/10/2024).
Ia menilai salah satu langkah percepatan yang akan diambil adalah melalui injeksi teknologi dan pengoptimalan produksi dari sumur-sumur migas yang selama ini tidak aktif (idle). Pasalnya, eksplorasi migas memerlukan waktu panjang, berkisar antara 5 hingga 7 tahun.
“Kalau kita bicara mengenai eksplorasi waktu lama 5-6 tahun, 7 tahun kalau kita dapatkan hasilnya. Contoh di Rokan, Riau itu sudah temukan 500 juta barel tapi itu gak bisa diangkat karena harus ada intervensi teknologi hasil eksplorasi sudah tapi untuk menaikkan itu harus butuh teknologi ini kan gak selama eksplorasi bisa 3 tahun ini,” kata dia.